MAKALAH
BERBICARA
“BERBICARA
UNTUK MENYAKINKAN”
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SENI
OLEH :
SRI UTAMI
SUSANTI
SIRILIUS MOKO
MARIA
RIL
UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
TAHUN PELAJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan waktu yang telah di tentukan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan pada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sampai akhir zaman.
Makalah Mata Kuliah Pendidikan bahasa dan seni yang berjudul
“Berbicara
untuk menyakinkan” dapat terselesaikan tepat waktu. Dengan
selesainya
makalah ini tak lupa penyusun menyampaikan terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu, menyumbangkan pikirannya, memberi kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Akhirnya penyusun harapkan agar hasil dari makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya.
Surabaya, 22 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II. PEMBAHASAN
1.5 Berbica dengan Tujuan
Menyakinkan
1.7 Menyakinkan Pendengar yang Menentang
1.9 LANGKAH-LANGKAH
UNTUK MENJADI SEORANG KOMUNIKATOR
BAB III. PENUTUP
1.10.
Kesimpulan
1.11. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa.
Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat
komunikasi ini, dalam rangka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang
perlu berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang
paling sempurna dan mampu membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal
yang bersifat konkrit maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk
mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan
berbahasa yang memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi
baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa
harus menguasai keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan
demikian, pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah tidak hanya
menekankan pada teori saja, tetapi siswa dituntut untuk mampu menggunakan
bahasa sebagaimana fungsinya, yaitu sebagai alat untuk berkomunikasi.
Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah
berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya
(Tarigan, 1986:86).
Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang
dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah
setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara
formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan
Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan
komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai
keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai keterampilan
berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.
Berbicara menunjang keterampilan membaca dan menulis.
Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai
kegiatan produksi bahasa dan
bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa dalam berbicara juga akan
bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami bacaan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1Apa pengertian keterampilan
berbicara?
1.2.2Apa tujuan keterampilan
berbicara?
1.2.3Apa saja ragam berbicara?
1.2.4Apa saja faktor penunjang dan
penghambat keterampilan berbicara?
1.2.5Bagaimana cara penilaian
keterampilan berbicara?
1.2.6 Bagaimana hubungan
keterampilan berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya?
1.3 Tujuan
1.3.1Memahami pengertian
keterampilan berbicara.
1.3.2Memahami tujuan keterampilan
berbicara.
1.3.3Memahami ragam berbicara.
1.3.4Memahami faktor penunjang dan
penghambat keterampilan berbicara.
1.3.5Memahami cara penilaian
keterampilan berbicara.
1.3.6Memahami hubungan keterampilan
berbicara dengan aspek kebahasaan lainnya.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat memahami pengertian
keterampilan berbicara.
1.4.2 Dapat memahami tujuan
keterampilan berbicara.
1.4.3 Dapat memahami ragam
berbicara.
1.4.4 Dapat memahami faktor
penunjang dan penghambat keterampilan berbicara. 1.4.5 Dapat memahami
cara penilaian keterampilan berbicara.
1.4.6 Dapat memahami hubungan keterampilan berbicara dengan
aspek kebahasaan lainnya.
BAB I I
PEMBAHASAN
1.5 Berbicara Dengan Tujuan Menyakinkan
Semua
isi pembicaraan yang dibuat untuk meyakinkan orang lain terfokus pada pendengar
dan tidak perlu mempertimbangkan factor pembicara karena perubahan
yang dinginkan harus terjadi pada pendengar.
Ada empat macam tipe
pendengar,yaitu:
- Pendengar yang positif :dia
sepakat dengan anda dan meyakini apa yang anda katakan.
- Pendengar yang netral :dia
dating untuk mendengar dan menentukan sikap
- Pendengar penentang :dia
menentang pendapat anda ,tidak percaya ,atau tidak yakin dengan apa yang
anda katakan
- Pendenagra yang acuh tak
acuh:seseorang yang mendengar karena keadaannya memaksa untuk mendengar.
MEYAKINKAN PENDENGAR POSITIF
Anda harus focus terhadap yang
anda sampaikan, menjadikannya lebih dapat diterima dan dapat segera
dilaksanakan.Pembicaraan yang diarahkan disebut sebagai pembicaraan
penegas,pengingat,atau motivasi. Cara bicara pada pendengar
positif:
- Jangan terlalu banyak
menyampaikan nasihat,banyak nasihat akan membuatnya bosan.Sebaiknya kita
berikan alasan-alasan baru yang mendorong mereka untuk bergerak.
- Jadilah orang yang efektif,
jadikan tema pembicaraan menarik.Ungkapkan ide-ide yang brilian dan
jadikan lebih realistis.Cara efektif untuk memberikan pengaruh pada
pendengar:
- Memanfaatkan pengalaman hidup
- Menciptakan suasana baru
- Menggunakan alat bantu
- Mendorong pendengar untuk pro
aktif
1.6 MEYAKINKAN PENDENGAR YANG NETRAL
Biasanya mereka mendiskusikan dan
menilai ide- ide pembicara dengan jeli.Car a bicara terhadap mereka adalah
swbagai berikut:
- Jangan sampaikan tema
pembicaraan secara dramatis.Jika anda telah mampu mengubah pendengar
netral menjadi positif maka menyampaikan kesimpulan secara dramatis
mungkin cocok,tapi menyampaikan ide sejak pertama sampai akhir sampai
akhir akan menimbulkan efek yang negative.
- Berfikirlah secara
logis,pendengar netral biasanya menimbang-nimbang idea tau pikiran
anda,jiak mereka kritis dan banyak menyampaikan pertanyaan,maka anda akan
mengalami kesulitan,cara untuk membantu anda meyakinkan pendengar netral
ini adalah sebagai berikut:
- Buktikan kebenaran dan
kredibilitas bukti-bukti yang anda sampaikan
- Jelaskan kepada pendengar
bagaimana mereka dapat membuktikan kebenaran bukti-bukti anda.
- Jangan lupakan sedikitpun
keterangan-keterangan yang penting.
- Berikan kesempatan untuk Tanya
jawab.
- Jelaskan cara yang anda gunakan
dalam proses pengambilsn kesimpulan,dari persamaan –persamaan logika
secara meyakinkan sehingga pendenagr yakin bahwa anda sampai kepada
kesimpulan dengan cara yang logis.
Dalam hal ini kemampuan anda
menjawab pertanyaan yang disampaikan sangat penting dalam proses meyakinkan
orang lain.
1.7 MEYAKINKAN PENDENGAR YANG MENENTANG
Cara menghadapinya adalah
sebagai berikut:
- Jangan memicu kontroversi
- Bersikaplah dengan adil,cara
yang digunakan pada pendengar penentang adalah sebagai berikut
- Tentukan sikap “pendengar yang
menentang” terhadap masalah dengan teliti.
- Menghindari sementara
titik-titik rawan yang dapat menimbulkan perdebatan.
- Tampakan padanya bahwa anda
menghargai pendapatnya dan caranya berfikir.
- Jangan berlebihan menyampaikan
argument pribadi anda.
- Gunakan gaya yang bersemangat
dan ramah.
1.8 MEYAKINKAN PENDENGAR YANG TAK ACUH
Cara berbicara dengan mereka adalah
sebagi berikut;
- Jangan membosankan,hindari
memuliakan dengan gaya berlebihan,jangan banyak menggunakan istilah
yang membosankan.
- Beersemangatlah,ada beberapa
cara untuk mendapat perhatian dari pendengar tipe ini:
- Menggunakan intonasi suara dan
semangat dalam proses penyampaian
- Carilah penjelasan penjelasan
yang baru dan unik.
- Pergunakan informasi-informasi
terkini .
- Pergunakan model cerita.
- Ingatlah betapa penting dan
berharganya humor dan anekdot
1.9 LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENJADI SEORANG KOMUNIKATOR
- Telitilah tujuan komunikasi
- Perluas wawasan anda
- Dengarkan dengan cermat dan
pahami pesan yang disampaikan orang lain kepada anda
- Selalu perhatikan sumber pesan
dari mana asalnya
- Bentuklah pesan anda sesuai
dengan tingkat pendengar
- Sampaikan pertanyaan
- Kenalilah apa yang akan anda
bicarakan
- Bicaralah dengan jelas dan
spesifik
- Jangan takut berkata “saya
tidak tahu”
10. Ingat, apa saja yang sampai
pada orang lain adalah sarana berkomunikasi
11. Hindari terperangkap dalam
ungkapan “adaklanya /atau”
12. Hadapilah orang yang anda
ajak bicara dengan penuh perhatian
13. Jangan memotong
pembicaraaan orang lain
14. Usahakan menyamapikan
pikiran-pikiran anda pada waktu dan tempat yang tepat
15. Yakinlah bahwa komunikasi
secara langsung adalah proses yang berkesinambungan
BAB III
PENUTUP
1.10 Kesimpulan
Berbicara
merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan
(visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk
perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
neurologis,semantik, dan linguistik. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga
maksud umum, yaitu:
a.Memberitahukan
dan melaporkan (to inform).
b.Menjamu
dan menghibur (to entertain).
c.Membujuk, mengajak, mendesak dan meyakinkan
(to persuade).
Secara garis besar, berbicara dapat
dibagi atas:
a. Berbicara di muka umum (public
speaking)
b.Berbicara pada konferensi Faktor penunjang
a.Faktor kebahasaan
b.Faktor nonkebahasaan Faktor penghambat
a.Faktor fisik
b.Faktor media
c.Faktor psikologis
Dalam
mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya harus
memperhatikan lima faktor, yaitu:
a) Apakah
bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan tepat?
b) Apakah pola-pola intonasi, naik
dan turunnya suara serta rekaman suku kata memuaskan?
c) Apakah ketepatan ucapan
mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa referensi internall memahami bahasa
yang digunakan?
d) Apakah
kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang tepat?
e) Sejauh manakah “kewajaran” dan
“kelancaran” ataupun “kenative-speaker-an” yang tecermin bila sesorang
berbicara?
Hubungan
antara berbicara dengan menyimak yaitu ucapan (speech) biasanya diperoleh dari
kemampuan menyimak dan meniru. Oleh karena itu contoh model yang disimak atau
direkam oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan kecakapan berbicara.
Hubungan antara berbicara dengan membaca yaitu performansi atau penampilan
membaca berbeda sekali dengan kecakapan berbahasa lisan. Hubungan antara
ekspresi lisan dengan ekspresi tulis sang anak belajar berbicara jauh
sebelum dia dapat menulis; dan kosakata, pola-pola kalimat, serta ide-ide yang
memberi ciri pada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.
1.11 Saran
Dengan
pentingnya aspek berbicara pada pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
siswa Sekolah Dasar, pendidik harus dapat memberikan motivasi untuk
mengembangkan kemampuan berbicara pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Burhan
Nurgiyantoro.1995.
Penilaian
dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
.
Yogyakarta: BPFE. Tarigan, H.G. 1986.
Berbicara
sebagai suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa.
Catatan
Ari KETERAMPILAN BERBAHASAASPEK BERBICARA.htm
Dikutip
dari buku “10 kebiasaan manusia sukses tanpa batas”,karya DR.Ibrahim Hamd Al-
qu’ayyid.
Hal,366-377